Meyakini Manfaat Meningkatkan Motivasi


Dalam Buku Quantum Learning karya Boby De Potter yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, ada satu cara untuk menemukan motivasi untuk belajar atau bisa juga kita katakan untuk melakukan sesuatu adalah dengan menemukan manfaat dari yang akan kita lakukan. Biasanya dengan menanyakan pertanyaan AMBAK pada diri sendiri. AMBAK adalah akronim dari Apa Manfaatnya BAgi Ku.

Dengan menemukan dan meyakini manfaat dari suatu pekerjaan, kita jadi meyakini bahwa yang kita lakukan tidak akan sia-sia sehingga kita lebih termotivasi untuk melakukannya. Semangat kita tidak akan kendur. Ini sama juga dengan mencari sisi positif terlebih dahulu maka secara disadari atau tidak, kita akan menerimanya dan akan melakukannya.

Tidak semua orang dapat meyakini manfaat ini dengan mudah walaupun ia telah mengetahuinya. Karena saat ini hampir segalanya di nilai dengan materi. Padahal manfaat tidak harus berupa uang tapi memiliki makna yang sangat luas sekali. Manfaat bisa berupa ilmu, persahabatan, pengetahuan, kasih sayang dan sebagainya. Intinya adalah menemukan dan meyakini manfaat yang kita peroleh dari setiap yang akan kita lakukan sehingga kita lebih termotivasi. Bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan karena kita jadi tahu bahwa kita tidak melakukan sesuatu yang sia-sia. Sehingga terjadi peningkatan diri baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Maka, bila Anda ingin bersemangat dalam hidup Anda cari dan temukan sendiri motivasi terkuat Anda. Tanyakan pada diri Anda kenapa harus melakukan ini? Kenapa harus melakukan itu? Untuk  siapa  Anda berusaha dan untuk apa hidup Anda?  Lakukanlah demi kebahagian Anda dan kebahagian orang-orang yang menyayangi Anda.

Buat diri Anda termotivasi. Karena orang yang termotivasi semangat juangnya tinggi, energinya besar, daya tahannya meningkat dan sulit untuk dikalahkan.

Cara memelihara sikap mental positif


Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, kali ini saya akan menyampaikan beberapa kiat agar kita dapat mempertahankan pikiran positif kita 🙂
Memang sangat susah membangun maupun menanamkan sikap mental positif pada diri kita. Paling tidak pada awalnya bila belum terbiasa dengan sikap mental yang positif. Karena banyak sekali faktor-faktor (noise) mempengaruhi setiap tindakan atau sikap yang kita lakukan. Lalu bagaimana caranya? Mungkin itu yang anda fikirkan. Tips berikut ini mudah-mudahan dapat membantu Anda untuk selalu berpikiran positif.

1. Bergaul dengan lingkungan yang positif

Dalam kehidupan ini ada yang namanya hukun alam atau yang disebut juga Sunatullah, termasuk dalam hal hubungan sosial kita dengan orang lain. Ada yang namanya hukum tarik-menarik atau hukum ketertarikan, begitu juga sifat manusia. Yang saya maksudkan adalah sifat seseorang dan oranglain akan selalu saling mempengaruhi. Terlepas itu sifat baik atau sifat buruk, tergantung karakter mana yang lebih kuat. Bila kita memiliki karakter yang kuat lalu masuk dalam lingkungan yang lemah, maka kita akan menguatkan yang lemah. Tetapi bila kita belum kuat, kita akan terbawa semakin lemah dan sering kita tidak sadar kalau kita terpengaruh. Sepertinya berjalan secara alami begiu saja.

Begitupun sebaliknya. Bila kita lemah atau belum begitu kuat, lalu  kita masuk ke dalam lingkungan yang kuat maka kita akan semakin kuat. Karena hukumnya kita mempengaruhi atau kita dipengaruhi.

Cara termudah bagi anda untuk selalu berfikiran atau memiliki sikap mental positif adalah bergaul dengan orang orang yang memiliki sikap mental positif pula. Tanpa anda sadari pikiran anda akan terjaga dari hal-hal yang negatif dan lambat laun kita akan terbiasa untuk selalu befikir positif. Istilahnya mungkin sudah Anda dengar sebelumnya “Kalau kita bergaul dengan penjual minyak wangi, kita akan kecripatan harumnya dan kalau kita bergaul dengan pandai besi, kita akan kecripatan juga bau gosongnya.” Tapi bukan bermaksud merendahkan profesi pandai besi lho!

Lalu bagaimana kalau kita tidak bisa meninggalkan lingkungan kita yang negatif. Bagaimanapun caranya kita harus tetap memiliki lingkungan yang positif. Keseimbangan harus dijaga. Jika memang lingkungan negatif tidak bisa benar-benar ditinggalkan, maka Anda harus mengatur alokasi waktu Anda untuk berada dilingkungan yang positif harus Anda perbanyak. Agar pengaruh positif tetap lebih banyak dari pengaruh negatif. Ketika anda masuk ke lingkungan yang negatif, besar sekali kemungkinannya nilai-nilai positif Anda akan tereduksi. Untuk itu dilain waktu kita perlu kembali ke lingkungan yang positif untuk mengembalikan yang tereduksi tadi. Ibarat handphone harus di recharge lagi. Jangan terlalu sombong, merasa sudah kuat sehingga merasa tidak perlu lagi untuk selalu memperkuat diri Anda.

Sekeras kerasnya batu bila ditetesi air terus menerus, lambat laun akan berlubang juga. Kecuali ada yang menutupinya.


2.
Perkaya diri dengan input yang positif

Ada satu kalimat yang saya sukai untuk menggambarkan watak seseorang. “Teko hanya mengeluarkan isi teko apa adanya. Bila isinya kopi maka akan keluar kopi dan bila isinya susu maka akan keluar susu pula” anda tahu maksudnya bukan? Ya… tidak mungkin teko yang diisi dengan air putih biasa akan mengeluar teh manis. Artinya, apa yang dikeluarkan tergantung apa yang dimasukkan kedalam teko.

Jika teko dibaratkan diri kita, maka isi teko adalah isi dalam otak atau pikiran kita dan isi dalam hati kita. Apa yang kita katakan adalah cerminan apa yang ada dalam otak dan hati kita. Maka tidak salah bila orang menilai kefahaman , kebaikan, sikap dan isi hati seseorang dari apa yang ia katakan dan dari apa yang dia lakukan. Apa yang ada dalam pikiran merupakan hasil dari input yang  terjadi selama kita hidup. Baik input yang kita sadari ataupun yang tidak kita sadari.

Yang saya maksud dengan input yang tidak kita sadari adalah input yang masuk tanpa kita inginkan atau kita rencanakan. Misalnya pengaruh keluarga, orang tua dan saudara yang kita alami sejak kecil, pengaruh teman-teman, lingkungan sekolah dan masyarakat adalah contoh hal-hal yang akan memberi input kepada kita yang cenderung tidak kita sadari, terutama pada masa kecil kita. Walaupun setelah dewasa kita juga dapat mengaturnya sesuai dengan keinginan kita.

Nah, sebuah pemahaman dan pemikiran yang ada dalam diri kita, masuk kedalam otak melalui alat input berupa alat indra. Terutama mata dan telinga. Apa yang kita lihat, tonton, baca dan dengar, itulah yang akan menjadi isi dalam pikiran dan hati kita. Wujud output atau keluarannya adalah apa yang kita katakan dan lakukan. Input dan output pastilah sejalan. Untuk itu mulai saat ini kita harus bisa memilih dan memilah secara lebih selektif apa-apa yang masuk dalam diri kita.

Hindari bacaan-bacaan yang negatif, tontonan-tontonan yang negatif dan dialog atau diskusi tentang hal-hal yang negatif seperti gosip dan sebagainya. Kalau toh anda terpaksa untuk membaca hal-hal yang negatif untuk sebuah pembelajaran, maka dahulukan baca yang positif supaya anda bisa membandingkan dan tidak langsung pada penerimaan apa adanya. Karena orang cenderung lebih menerima hal-hal baru pada pertama kali ia menemukannya.

Kalau anda ingin punya kepribadian yang baik, menjadi seorang penulis atau ingin menjadi pembicara ulung, perbanyaklah membaca buku-buku tentang pengembangan diri, kepemimpinan, motivasi dan buku-buku sejenisnya. Kata-kata yang berbobot, hanya akan keluar dari bacaan-bacaan yang berbobot pula.

Perihal input ini, menurut penelitian bahwa input yang berbentuk gambar terlebih dengan visualsasi multimedia lebih membekas 50% lebih diingat dari pada tulisan yang hanya 10%. Bahkan bila kita telah melakukannya dan telah menjadi pengalaman maka akan lebih membekas lagi dalam ingatan kita hingga 90%. Lebih lengkapnya untuk melihat pengaruh rata-rata metode penyampaian informasi terhadap diri kita dapat anda lihat pada grafik daya serap informasi berikut ini.

Grafik daya serap terhadap Informasi

Jika anda ingin memiliki sikap mental positif, maka perkaya diri anda dengan hal-hal yang positif. Maka Anda akan menjadi positif.

Nah, untuk sementara sampai disini dulu tipsnya ya…  Masih ada beberapa tips lagi yang mau saya sharingkan tapi akab kita bahas pada postingan berikutnya.

🙂

Orang Yang Berfikir Positif Memiliki Energi Lebih Besar


Pada artikel saya sebelumnya ada seorang sahabat yang berkomentar begini “yg susah kl gagal trs jadinya susah berpikiran psitif,..” memang benar, terkadang ini mudah diteory tetapi ketika kita mengalami masalah yang berat atau dalam tekanan, menjadi sulit untuk dipraktekkan. Bagaimanapun juga saya sangat yakin dengan istilah kekuatan pikiran. ”The power of positive thinking”.  Saat pikiran kita dipenuhi oleh hal-hal positif, kita akan merasa lebih lega, lebih fresh. Kita bisa berfikir dengan jernih. Sehingga energi kita akan kita curahkan kearah yang tepat. Energi kita tidak ada yang terbuang sia-sia, sehingga ketika kita bertindak energi tesebut dapat keluar dengan maksimal sesuai yang kita inginkan.

Pikiran yang negatif akan mempengaruhi rasa percaya diri. Sehingga ketika kita bertindak, kita akan berindak dengan ragu-ragu, setengah-setengah dan sudah pasti hasilnya tidak akan optimal karena energi yang kita keluarkan juga tidak optimal. Bisa jadi energi kita sudah kita curahkan untuk memikirkan hal-hal yang tidak kita kuasai. Karena berfikir positif juga artinya adalah berfikir solusi bukan berfikir masalah.

Kalau Anda lebih banyak bertanya ”mengapa?” ini adalah ciri-ciri orang yang berfikir masalah. Termasuk orang yang memiliki sikap mental yang negatif. Anda akan menggunakan energi Anda unuk memikirkan masalah yang akhirnya tidak menemukan solusinya. Tetapi bila Anda lebih banyak bertanya ”bagaimana?” nah, ini dia sebuah pertanyaan yang muncul dari sebuah sikap mental yang positif. Itu sama artinya Anda ingin memposisikan diri Anda sebagai solusi bukan sebagai masalah. Sehingga energi Anda pun akan Anda curahkan untuk mencari solusi dari permasalahan. Bukan masalah dari sebuah solusi. Karena masalah akan selalu hadir. Selagi kita masih hidup masalah tidak akan selesai karena masalahlah yang akan mendewasakan kita. Dan setiap masalah selalu ada solusinya, itu pasti. Nah, hanya orang-orang yang memiliki dasar pikiran yang positiflah yang dapat melihat dan menemukan solusi dengan cermat.

Pikiran yang positif juga akan berpengaruh pada kesehatan kita. Disadari atau tidak, tubuh kita bergerak sesuai dengan pikiran kita. Entah itu pikiran sadar atau pikiran bawah sadar.  Menurut sebuah riset kedokteran 90% penyakit muncul akibat stres. Stres itu sendiri termasuk dalam penyakit pikiran yang berakibat pada penurunan daya tahan tubuh.

Pikiran-pikiran negatif dapat membuat otak menjadi ruwet dan menimbulkan stres. Stres secara otomatis akan menyebabkan kekebalan zat anti body dalam tubuh kita menjadi menurun dan akhirnya kita mudah terserang penyakit. Kalau anda tidak percaya silahkan anda buktikan. Berpikir negatiflah setiap hari. Apapun yang Anda alami siapapun yang anda temui. Pikirkanlah sisi negatifnya. Saya jamin, dalam beberapa hari, maksimal satu minggu anda akan sakit. Bahkan mungkin terkena berbagai macam penyakit, entah itu flu, diare, gatal-gatal, batuk dan lain-lainnya.

Oya, hati-hati juga dengan kata ”stres”. Jangan mudah berkata ”saya stres” karena secara tidak sadar anda memprogram pikiran anda untuk stres. Terus terang saya miris dengan banyak teman-teman saya. Padahal masih sama-sama muda. Tapi sering bilang ”Waduh mana tugas menumpuk banyak sekali, bikin jadi streeess aja” padahal dikerjakan saja belum. Energinya banyak terbuang hanya untuk memikirkan pekerjaan yang setumpuk daripada untuk mengerjakannya dan itu saja sudah membuat stress.

Saya jadi bepikir ” Wah kasihan sekali, masih muda sudah stress, nanti tua dikit udah kena stroke kayaknya tuh, tidak bisa menikmati hidup yang begitu indah”.

Untuk itu kita perlu selalu menjaga pikiran positif pada diri kita. Karena Positif Thinking adalah dasar menumbuhkan Positif Feeling yang akan membawa kita pada Positif Action.

Bagaima kiat-kiat menjaga pikiran positif? akan saya bahas pada tulisan selanjutnya.

c-u 🙂

MEMILIKI SIKAP MENTAL POSITIF


Kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan, bila kita pikir kita bisa maka kita pasti bisa, tapi kalau kita pikir kita tidak bisa, maka kita akan benar benar tidak bisa. Ini adalah pilihan. Sebelum Anda melakukan sesuatu Anda akan memikirkannya terlebih dahulu dan pilihannya adalah Anda akan berpikir positif atau akan berfikir negatif. Ini akan sangat menentukan bagaimana tubuh Anda akan bergerak dan potensi apa yang akan keluar. Karena tindakan kita akan sangat dipengaruhi pikiran kita.

Untuk itu pikiran yang positif akan berdampak positif pula pada diri kita. Kita akan lebih semangat, lebih optimis dan lebih percaya diri kalau pikiran kita positif. Potensi yang kita miliki akan keluar dengan optimal. Sebaliknya, kita akan mudah menyerah, minderan dan menjadi malas kalau pikiran-pikiran kita dipenuhi pikiran negatif.

Lalu apakah sikap mental itu? Menurut Profesor Edwood Chapman, sikap mental adalah cara mengko-munikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika ekspresi kita kepada orang lain adalah ekspresi yang positif, maka kita dapat disebut sebagai orang dengan mental positif dan sebaliknya apabila ekspresi kita kepada orang lain negatif maka kita disebut orang yang bersifat mental negatif.

Bila kita berpikir bisa

maka kita pasti akan bisa

Tetapi kalau kita berpikir tidak bisa

Maka kita benar- benar tidak akan bisa.

SO………selalulah berpikir positif

KITA akan  lebih semangat, Lebih optimis,

Lebih percaya diri

Bukan hanya kepada orang lain, tetapi juga sikap kepada diri sendiri serta lingkungan dan keadaan. Sikap mental positif mendorong kita untuk mencapai tujuan dengan gigih dan bersemangat, ketika kita gagal dan terjatuh, kita masih dapat mengatakan “Ah ini cuma rintangan kecil saja. tujuan saya belum tercapai”. Kita pun mampu bangkit kembali dengan semangat dan senyum yang kita miliki.

Harus kita sadari bahwa siklus kesuksesan selalu diawali oleh sikap mental positif. Sikap mental positif diawali oleh pikiran yang positif. Hal ini akan membawa pada kekuatan otak dan akan membawa kita untuk melakukan tindakan yang benar. Sehingga akan melahirkan sebuah kesuksesan kecil. Kesuksesninilah yang kemuidan mempengaruhi rasa percaya diri kita. Pede kita akan muncul lalu akan mempengaruhi sikap mental kita kembali mempengaruhi tindakan hingga kita mendapatkan sukses yang lebih besar dan akan membawa pada kepercayaan diri yang lebih besar pula, begiu seterusnya. Secara singkat siklusnya dapat Anda lihat pada gambar berikut..

More than Winner, lebih dari sekedar menjadi juara


Lazimnya, seorang juara adalah yang memenangkan sebuah persaingan. Namun seorang juara sejati bukanlah yang hanya berorientasi pada kemenangan dirinya sendiri saja. Seorang Juara sejati haruslah bisa menjadi yang paling signifikan, memberikan kontribusi untuk orang lain. Seorang juara sejati adalah yang dapat menciptakan juara-juara berikutnya, bukan hanya menciptakan kejayaan untuk dirinya sendiri.

Bukanlah seorang Juara sejati jika ia menang dengan menghalalkan segala cara. Justru orang yang menang dengan menggunakan cara-cara culas itulah pecundang yang sebenarnya. Karena ia mendapatkan kemenangan dengan menggunakn cara-cara seperti seorang pengecut yang tidak pede dengan dirinya, bukan cara seorang Kesatria.

Mengalami kekalahan atau kegagalan dalam sebuah proses adalah hal yang biasa. Orang yang sukses bukanlah orang yang tidak pernah mengalami kegagalan. Tetapi orang yang sukses adalah yang selalu bisa bangkit dari kegagalan.

Ada sebuah kisah dari arena Paralympic Games. Yaitu Olimpiade olah raga untuk orang-orang yang (maaf) cacat, baik itu buta, tidak punya tangan atau yang berjalan dengan kaki palsu.  Dalam cabang olah raga lari, para peserta sudah bersiap siap untuk berlari dan ketika tanda di bunyikan maka seluruh peserta langsung berlari menuju garis finish.

Tidak lama setelah start tiba-tiba seorang peserta terjatuh dan ia jadi tertinggal oleh peserta yang lain. Spontan lalu ia menangis karena mungkin ia merasa telah kehilangan harapan untuk menang karena terjatuhnya itu. Diluar dugaan ada peserta yang mengetahui bahwa ada peserta lain yang terjatuh lalu iapun melihat kebelakang dan akhirnya menghentikan larinya. melihat yang ia lakukan akhirnya satu persatu peserta lainpun berhenti untuk mengetahui apa yang terjadi. Akhirnya merekapun berbalik dan mendekati peserta yang terjatuh tadi. Para penontonpun bingung dengan yang mereka lakukan.

Setelah dekat dengan peserta yang terjatuh tersebut, ternyata… mereka datang untuk mengulurkan tangan mereka menarik temannya yang terjatuh untuk bangkit dan akhirnya mereka berlari bersama-sama bergandengan tangan menuju garis finish.

Seluruh penonton pun bertepuk dan bersorak melihat apa yang terjadi saat itu. sebuah pemandangan yang sangat indah dan mengharukan. Bukankah ini yang kita Impikan? tetapi sering kita abaikan. Sebuah kemenangan yang sesungguhnya… kemenangan yang sejati… KEMENANGAN UNTUK SEMUA…

Born to be Champion


Seandainya kita tahu, benar-benar sadar dan selalu ingat akan perjalanan hidup kita. Maka kita tidak akan begitu mudahnya patah semangat dan putus asa. Kita tidak akan takut untuk bersaing. Kita tidak akan mudah menyerah dalam berjuang.

Anda pasti tahu asal atau cikal bakal manusia sebelum dilahirkan bukan? Ya, yaitu proses bertemunya sel sperma dan ovum yang lalu berkolaborasi membentuk satu sel tunggal yang kemudian memperbanyak diri menjadi dua sel, empat dan seterusnya hingga menjadi sesosok janin di dalam rahim Ibu.

Sekarang prosesnya kita tarik mundur sedikit. Antara ovum dan sperma manakah yang paling dominan dalam pembentukan dasar seseorang?. Ternyata basicnya ada pada sel sperma dan ovum adalah penunjang dari sel sperma. Penelitian ilmiah telah mambuktikan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan oleh sel sperma bukan oleh ovum. Bisa dikatakan bahwa seluruh sel sperma adalah sel hidup yang berpotensi untuk menjadi cikal bakal janin. Laki-laki atau perempuan.

Pada saat terpancar ada sekitar 200juta sel yang keluar untuk satu tujuan, untuk menemukan pasangannya yaitu sel telur. Dan sudah pasti tidak semua akan mendapatkan pasangannya karena sel telur hanya ada satu atau kadang-kadang dua untuk calon bayi kembar tidak identik namun ini sangatlah jarang. Seluruh sel sperma tersebut mendapati kondisi medan yang sama, harus menempuh jalan yang panjang sebelum akhirnya bertemu dengan ovum. Mereka harus berlomba-lomba menjadi yang pertama sampai dalam rahim.

Namun sebelum itu dalam perjalanannya saja mereka sudah harus bersaing untuk memanfaat cairan yang mengandung glukosa yang terdapat pada dinding leher rahim untuk mengubahnya jadi energi, siapa yang terlambat dan tidak kebagian maka akan berguguran pada fase ini. Setelah berhasil melalui jalan panjang pun belum menjadi jaminan bagi sel sperma untuk hidup dan berhasil mendapatkan ovum. Ribuan sel sperma yan tersisa masih harus bersaing, mengerubungi satu ovum untuk berlomba menjadi yang pertama kali menembus dinding sel yang cukup tebal dan berkolaborasi dengan inti sel ovum. Hanya sel sperma yang paling gigih dan paling kuatlah yang kemudian berhasil. Dan ketika sudah ada satu sel sperma yang masuk maka akses untuk sel yang lain akan tertutup, dinding ovum akan menebal dan kesempatan untuk yang lain akan hilang dan sel sperma-sel sperma yang gagal akan mati dalam hitungan waktu.

“Setelah 9 bulan 10 hari Sang Juarapun lahir dengan tangan mengepal pertanda ia siap untuk melanjutkan perjuangannya”

Lalu siapakah pemenang itu? Itulah saya, itulah anda, itulah kita semua yang telah lahir ke dunia ini.

Coba anda bayangkan jika saat itu bukan anda dan bukan saya yang memenangkan persaingan dengan ratusan juta pesaing lainnya, maka anda tidak akan ada di dunia ini, mungkin akan ada orang lain yang akan lahir tapi bukan anda. Dan sekali lagi INGAT! Anda bukan hanya bersaing dengan beberapa puluh pesaing tetapi ratusan juta pesaing sudah anda kalahkan. Hampir sama jumlahnya dengan penduduk Indonesia tahun 2000, lebih dua kali lipat dari jumlah penduduk Jepang saat ini . Bahkan ketika anda seorang wanita, anda telah mengalahkan jutaan pria.

dan memenangkan persaingan. Maka seharusnya, tidak ada alasan untuk anda unuk mundur dari persaingan lomba karya ilmiah yang hanya di ikuti seratus peserta, tidak anda alasan unuk anda untuk berhenti bersaing menjadi rangking 1 di kelas yang hanya berisi 40 orang murid, tidak ada alasan bagi anda untuk berhenti dari persaingan apapun, hanya karena anda takut tidak berpeluang menang karena pesertanya banyak. Padahal jauh lebih sedikit dari pesaing anda dulu.

Sadarilah! Anda terlahir sebagai manusia unggul dengan keunggulan anda sendiri.

“Allah SWT telah menjadikan kita lahir sebagai yang terbaik. Jadi, berusaha yang terbaik adalah bentuk tanggung jawab kita kepada Allah”

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Qur’an, 95:4)

Setiap bayi memiliki sikap mental seorang juara

Secara luar biasa, setiap orang mengalami pembelajaran yang luar biasa cepat pada 5 tahun pertama hidupnya. Dari tidak bisa apa-apa ia harus belajar berjalan lalu berlari. 90% kosa kata dasar dihapal pada umur hingga lima tahun. Sedangkan sisanya hingga usia dewasa orang hanya menambah 10%nya saja. Menghapal dan mengingat bentuk benda dan warna dengan cepat. Mempersiapkan semua keahlian dasar yang dibutuhkan untuk pembelajaran yang lebih tinggi pada saat ia menjelang dewasa.

Pertanyaannya adalah mengapa seorang bayi bisa belajar begitu cepat? Dari yang tadinya berdiripun tidak mampu seperti orang yang lumpuh tetapi akhirnya bisa berlari dengan riang. Yang tadinya hanya bisa menangis menjadi bisa bernyanyi dan berteriak dengan lantang.

Itu semua karena setiap bayi pada dasarnya memiliki sikap mental seorang juara sebagai fitrahnya. Apa saja sikap mental seorang juara itu?

Mental juara yang pertama adalah selalu bersemangat. Sewaktu masih balita kita tidak pernah melakukan sesuatu dengan bersedih atau merasa tertekan. Kita selalu semangat untuk berusaha dan tidak pernah malas malasan dalam mencoba. Ketika kita capek kita istrahat dan teridur tetapi kemudian berusaha lagi hingga kita bisa berjalan.

Mental juara yang kedua adalah selalu antusias. Seorang balita memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap yang ada disekelilingnya. Ia tidak takut apapun untuk mencoba dan berusaha tuntuk tahu dan untuk bisa. Tidak takut air tidak takut api, tidak takut pisau tidak takut hantu. Kalau toh nantinya jadi penakut, itu karena ditakut-takuti orng lain. Orang tuanyalah dan orang-orang di lingkungannyalah yang membuat ia takut. Ia selalu antusias untuk tahu dan untuk mencoba.

Mental juara yang ketiga adalah pantang menyerah. Kegagalan itu hal yang biasa, malah wajib hukumnya. Untuk mendapatkan sukses sejati haruslah merasakan kegagalan. Balita yang baru belajar berjalan saja tahu betul tentang artinya pantang menyerah. Tak perduli berapa kali ia terjatuh dan menangis. Ia pasti bangkit lagi dan mencoba lagi hingga berhasil. Coba anda bayang kan bila dulu saat anda masih belajar berjalan ketika anda sudah terjatuh beberapa kali lalu anda berfikir ” ah sudahlah, mungkin saya memang tidak berbakat untuk bisa jalan. Habis dari kemaren jatuh melulu, kan sakit” lalu anda memutuskan untuk berhenti berjalan. Sudah pasti saat ini anda tidak akan bisa jalan. Otot-otot anda akan mengecil hingga akhirnya tidak bisa menopang tubuh anda karena tidak pernah dipakai untuk berjalan dan akhirnya anda lumpuh. Anda bisa berjalan hingga saat ini, itu karena dulu anda memutuskan untuk belajar berjalan dan tidak akan menyerah sampai anda berhasil, sampai anda bisa berjalan dan berlari seperti orang-orang di sekeliling anda. Jangan anda berpikir, ”Ah… kan memang sudah begitu seharusnya, sudah sewajarnya anak kecil bisa ngomong dan bisa jalan. Itukan mudah dan itu biasa”. Asal tahu saja kesulitan mempelajari dan menguasai bahasa verbal bagi balita sama sulitnya seperti mempelajari bahasa rusia bagi anda yang belum pernah sama sekali mendengar bahasa rusia atau bagi anda untuk mempelajari bahasa tagalog. Bahkan lebih sulit karena balita belum memiliki skill pendukung seperti orang dewasa.

Mental juara yang keempat yang dimiliki seorang balita adalah Confident. Ya rasa percaya diri. Apapun yang di lakukan, pede aja lagi… Contohnya adalah ketika seorang balita belajar berbicara. Ketika ingin menyampaikan sesuatu ia tidak bisa melafazkannya dengan benar paling Cuma bisa ngomong ”babugigabibagu” walaupun salah dan tidak bisa dimengerti orang lain, walaupun kadang ditertawakan dan di ejek kakak dia tetap berbicara dengan keras. Mungkin pikirnya, ”peduli amat omongan orang…”.

Mental juara yang kelima adalah Yakin, pasti bisa! Satu hal yang pasti, yang membuat kita akhirnya bisa berjalan bahkan berlari dan bisa berbicara bernyanyi dan melakukan aktivitas lain karena kita tidak pernah merasa bahwa kita akan gagal. Kita yakin kita akan bisa maka kita bisa. Kita yakin akan bisa seperti orang orang yang kita lihat maka kita lakukan dengan sebuah keyakinan, Pasti bisa!

Kini… setelah bertahun tahun berselang, bayi mungil itu sudah dewasa. Keinginannya bukan lagi untuk sekedar ingin bisa berjalan dan bisa berbicara. Ia memiliki cita-cita untuk diraih dan impian untuk diwujudkan. Tapi masihkah semangatnya seperti dahulu? Masihkah ia memiliki sikap mental seorang juara…