Manajemen Masalah


Solusi untuk semua masalah

Suatu hari ada seorang pria yang sedang berjalan-jalan ditaman. Tiba-tiba ia melihat sebuah kepompong yang terdapat celah kecil pertanda bahwa calon kupu-kupu yang ada didalamnya sedang berusaha untuk keluar dari kepompong tersebut. Berjam-jam ia memperhatikan kupu-kupu tersebut berjuang keras untuk mendorong tubuhnya keluar melalui celah kecil tersebut, namun sepertinya usahanya sia-sia, kupu-kupu tersebut tak kunjung keluar dari kepompongnya. Sekilas tampaknya aktivitas itu sudah berhenti pada satu titik dan tidak ada perkembangan lebih lanjut.

Selintas kemudian, pria itu memutuskan untuk membantu kupu-kupu itu. Dia mengambil sebuah gunting dan membuka kepompong itu. Kemudian kupu-kupu itu keluar dengan sangat mudahnya.

Tapi apa yg terjadi kemudian? Kupu-kupu itu memiliki tubuh yg tidak sempurna. Tubuhnya kecil dan sayapnya tidak berkembang. Pria itu tetap memperhatikan dan berharap , tidak lama lagi, sayap tersebut akan terbuka, membesar dan berkembang menjadi kuat untuk dapat mendukung badan kupu-kupu itu sendiri. Tapi semua yg diharapkan pria itu tidak terjadi ! Kenyataanya, kupu kupu tersebut malah menghabiskan seluruh hidupnya merayap dengan tubuhnya yg lemah dan sayap yg terlipat. Kupu-kupu tersebut tidak pernah bisa terbang.

Apa yang pria itu lakukan, dengan segala kebaikan dan niat baiknya, dia tidak pernah mengerti, bahwa perjuangan untuk mengeluarkan badan kupu-kupu dari kepompong dengan cara mengeluarkan seluruh cairan dari badannya adalah suatu proses yang dibutuhkan, sehingga sayapnya dapat berkembang dan siap untuk terbang begitu keluar dari kepompong tersebut, sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh Allah.SWT. Dengan kata lain itulah sunatullah.

Perjuangan adalah sesuatu yg mutlak kita butuhkan dalam hidup ini. Jika saja kita diperbolehkan untuk melewati hidup ini tanpa masalah, hal ini justeru akan membuat kita lemah. Kita tidak akan pernah sekuat seperti apa yang kita harapkan, dan tidak akan pernah terbang seperti kupu-kupu itu.

Hidup selalu dipenuhi dengan masalah. Walau tanpa kita minta masalah akan tetap datang menghampiri kita, mulai dari masalah yang sepele sampai yang dirasa sangat berat. Namun pernahkah kita berfikir bahwa bisa jadi cobaan-cobaan ini datang justru buah dari doa kita sendiri.

Ketika kita berdoa, “Yaa Allah berikanlah hamba kekuatan dan keberanian”. Maka ketika datang kesulitan dan rintangan sesungguhnya Allah sedang mengabulkan doa kita. Allah sedang melatih dan menguji kita agar kita mampu melewatinya. Bukankah kita baru bisa dikatakan kuat jika kita mampu mengangkat beban. Semakin berat beban yang mampu kita angkat maka artinya kita semakin kuat.

Kita meminta kesejahteraan dan Allah memberikan kita otak dan otot untuk bekerja. Kita meminta kebijak sanaan maka kita diberikan masalah yang harus dipecahkan untuk menguji kita apakah kita sudah bijaksana atau belum.

Kita meminta pertolongan, Allah memberikan kesempatan untuk kita ambil. Dan kita sering meminta cinta dan kasih sayang, lalu Allah mengirimkan orang-orang yang sedang kesulitan disekeliling kita untuk kita bantu. Maka ketika kita melihat orang yang kesulitan tetapi kita mengabaikan untuk menolongnya padahal kita mampu. Maka itu sama artinya kita sudah menolak cinta dan kasih sayang Allah.SWT. padahal kita sendiri yang memintanya.

Orang yang yang memiliki sikap mental positif menganggap masalah bukan sebagai halangan atau hambatan. Tetapi justeru sebagai tantangan yang harus dilewati. Karena orang yang paham tahu betul bahwa sebenarnya masalahlah yang akan mendewasakan kita. Kemampuan kita dalam menghadapi masalahlah yang akan menjadi parameter kualitas diri kita. Dan jangan heran ketika ujian terberat justeru datangnya dari orang-orang terdekat kita. Teman yang meremehkan, keluarga yang tidak mendukung atau bahklan dari diri kita sendiri dengan munculnya rasa malas, pesimistis, kejumudan, futur atau sikap-sikap lain yang dapat membuat kita down dan putus asa. Sehingga kita dihadapkan pada pilihan untuk “Maju terus atau berhenti sampai disini saja!”. Di sinilah sesungguhnya kita sedang di uji untuk mampu memotivasi diri kita sendiri sebelum kita mampu untuk memotivasi orang lain.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?(QS. Al-Ankabutt:2)

Prinsip 90:10

Maksudnya adalah 10% hidup kita bergantung pada apa yang terjadi pada diri kita dan itu tidak dapat kita kendalikan. Itulah takdir. Kita tidak bisa menghentikan gempa bumi yang terjadi kita tidak bisa menghindari kecelakaan saat kita sudah berhati-hati tapi justeru orang lain yang menabrak diri kita. Kita tidak bisa mengendalikan jadual pesawat yang terlambat. Dan hal-hal lainnya di luar diri kita yang tidak bisa kita kendalikan. Kita kidak bisa mengontrol yang 10% ini.

Lalu bagaimana dengan yang 90%? Kita sendiri yang menentukan yang 90% lainnya. Yaitu adalah keputusan kita untuk bagaimana kita akan bereaksi atas kejadian yang kita alami. Dengan kata lain juga adalah pilihan sikap kita dalam menghadapi masalah yang kita hadapi. Percaya atau tidak, disadari atau tidak disadari itu mempengaruhi 90% hidup kita.

Kita tidak bisa mengendalikan kemacetan di jalan tetapi kita bisa mengendalikan reaksi kita. Sikap apa yang akan kita lakukan, kita sendiri yang memutuskan. Apa yang terjadi selanjutnya itulah pilihan kita. Sehingga jangan heran ketika dua orang menghadapi masalah yang sama tetapi memperoleh hasil yang berbeda karena keputusan yang diambil memang berbeda.

Jangan biarkan lingkungan mengendalikan diri kita. Kitalah yang harus memegang kendali atas diri kita sendiri.

Tenang & yakin , kunci sukses menghadapi masalah.

Tidak usah terkejut ketika kita berniat untuk menjadi pribadi yang lebih baik, kita akan mendapat cobaan yang lebih berat pula. Semakin besar keinginan kita untuk menjadi lebih baik semakin berat pula ujian yang akan kita hadapi. Setelah berhasil melewati satu ujian bersiap-siaplah untuk menghadapi ujian selanjutnya. Ibaratnya sekolah, saat kelas satu kita siberi ujian level kelas satu pula, kalau kita berhasil kita baru bisa naik ke kelas 2 dan nanti kita akan diberi soal ujian level kelas 2 agar kita bisa naik ke kelas 3. dan sudah pasti soal ujian kelas 3 akan lebih berat dari soal ujian kelas 2.

Begitulah halnya dengan cobaan atau masalah yang akan kita hadapi. Ketika telah melewati sebuah cobaan, bukan berarti akan berhenti sampai di situ. Jika kita masih ingin menjadi lebih baik lagi maka ujian yang lebihg berat dari sebelumnya akan datang pada kita. Saat kita lari dari masalah, itu berarti kemampuan kita akan berhenti sampai disitu. Tetapi bila kita berhasil menghadapinya maka kita akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan menjadi lebih mudah bagi kita untuk menolong orang-orang yang menghadapi masalah yang lebih ringan dari masalah yang pernah kita hadapi.

Saat menghadapi masalah, usahakanlah untuk tidak panik. Karena kepanikan akan membuat kita tsulit untuk mengontrol tindakan kita. Jalan pikiran kita menjadi lebih tertutup dari solusi. Malah bisa jadi akan memperbesar masalah. Usakanlah untuk tetap bersikap tenang karena ketenangan akan membantu kita untuk tetap berpikir jernih dalam memikirkan solusi. Lebih mudah menyerap dan mengelola informasi. Tindakan kitapun lebih terkontrol. Kita jadi lebih mudah untuk bersabar.

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS. Al-Fajr:27-30)

Kesabaran dalam menghadapi masalah lambat laun akan membuahkan hasil yang baik. Namum sikap sabar tidak sama dengan pasrah tanpa usaha. Sabar dan tawakal itu dimunculkan setelah kita meluruskan niat dan menyempunakan ikhtiar. Kalau sudah begitu baru menyerahkan hasilnya kepada Allah.SWT.

Untuk memunculkan sikap sabar dan tenang ini memang harus dilatih, karena memang cukup sulit bagi yang belum terbiasa. Sebahagian orang melatihnya dengan bermeditasi. Namun dalam Islam sebenarnya sudah diajarkan yaitu dengan sholat. Sholatlah dengan tuma’ninah, dalam gerakan maupun bacaannya. Itu akan melatih kesabaran dan ketenangan.

Dan yakinlah akan pertolongan Allah yang mungkin datangnya tidak terduga dan sulit diterima logika. Yakinlah sesulit apapun masalah pasti ada solusinya dan pasti ada hikmah dibaliknya.

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:153)

Setiap Racun pasti ada penawarnya. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Begitu juga dengan masalah, pasti ada solusinya. Tugas kita adalah untuk mencari dan memecah kan solusi tersebut karena itulah inti dari pengembangan diri.

Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya… (QS. Almu’minun:62)

Jadi… jangan pernah takut menghadapi masalah, tetapi juga jangan suka cari-cari masalah!

Hadapi semua tantangan dengan sikap OPTIMIS dan selalu TERSENYUM ^_^

(Terinspirasi dari Al-quran, artikel steven covey dan the butterfly lesson)